Rabu, 05 Oktober 2011

Arti seorang Sahabat

Pada suatu saat, saat itu tanggal 25 februari 2010. Tepat pukul 09.00 waktu istirahat sekolahku. Aku melihat seorang sahabatku yang begitu pucat, lemas, duduk sendiri diantara teman-temannya yang lagi asyik bercanda. Ternyata aku mengenalnya dan aku sudah berteman baik denganya,dia adalah Nesya aku menghampirinya untuk coba menanyakan ada apa denganya ”Ada apa Nesya?”, dia mencoba menutupi masalah yang mungkin dia terima. Setelah beberapa saat kataku, dia mencoba membuka diri untuk menceritakannya padaku. Ternyata dia merasa tidak ada satupun orang yang menyayanginya, aku pun berkata padanya banyak yang sayang padanya. Aku pun menanyakan kenapa Nesya berkata seperti itu, ”Aku bingung dengan sikap mereka”, katanya sambil menunjuk segerombolan teman teman nya. Nesya bingung dengan sikap teman teman nya itu kepadanya. Aku kasihan melihat dia terus terusan murung seperti itu, dia selalu ada saat aku sedih, aku harus ada juga saat dia lagi sedih seperti ini, aku harus menemaninya mungkin dia lagi butuh teman.
Beberapa hari ini aku melihat dia disekolah selalu murung seperti tidak ada semangat untuk hidup lagi. ”Kalau kamu ada masalah jangan dipendam sendiri nanti jadi penyakit lho, kamu kan masih punya teman teman yang lain, kamu juga masih punya aku, aku mau kug jadi teman curhat mu”, kataku. Aku tau dia mungkin berfikir gak ada teman yang sayang sama dia lagi. “Mereka udah gak mau berteman lagi sama aku ternyata?”, katanya padaku saat dia mau bercerita padaku, ”Lho kenapa?”, sahutku. ”Mereka udah tau kalau aku udah gak kaya lagi, papaku mendapatkan masalah besar, proyek papaku disita bank, papaku bangkrut sekarang, tapi aku bukan sedih gara gara papaku bangkrut Shita, aku sedih karena aku baru tau ternyata mereka selama ini berteman sama aku cuma karena aku kaya, sekarang kamu liat mereka, mereka udah gak mau lagi berteman sama aku”, katanya untuk melanjutkan ceritanya. “Ya Allah aku ikut sedih mendengarnya. Tapi kamu gak boleh ngomong kayak gitu, belum tentu mereka seperti itu, gak semua nya mereka kayak gitu, aku gak kayak gitu kok”, sahutku. “Kamu gak usah berfikir macam – macam soal ini suatu saat nanti kita pasti tau kenapa mereka seperti ini ya kan?”, sahutku lagi. “Iya makasih ya shita udah mau dengerin curhatku tadi?”, katanya “Iya sama sama”, sahutku.
Ternyata mereka benar benar menjauhi Nesya, aku gak tau jelas kenapa mereka seperti itu, apa mungkin benar yg dikatakan Nesya, akupun tak tau jelasnya.
Hari ini Nesya sedikit lebih cerah wajahnya, dia tidak begitu murung lagi sepertinya, aku senang melihatnya kembali seperti itu. Beberapa saat salah seorang teman Nesya yang ku kenal juga menghampiriku, namanya Maya, dia berkata padaku soal Nesya, dia bercerita bahwa ternyata Nesya dibelakangku sering menjelek jelek kan aku kepada mereka, aku gak langsung percaya padanya, aku berfikir Nesya gak mungkin kayak gitu, dia sangat baik kok orangnya.
Saat aku bertemu Nesya aku menceritakan apa yang dikatakan maya padaku dan aku sekaligus ingin bertanya padanya apa benar yang dikatakan maya padaku tadi, dan apa yg aku pikirkan ternyata benar Nesya tidak pernah berkata seperti itu tentang aku, aku semakin bingung kenapa maya seperti itu kepada Nesya, padahal selama ini Nesya juga gak pernah menjelek jelek kan Maya kok di depan orang lain, aku yakin sekali karena aku mengenal Nesya lebih lama daripada Maya. Tapi aku senang Nesya gak marah sama Maya, Nesya gak memikirkan semua itu aku dan Nesya telah memaafkan dia karena bagaimanapun juga dia adalah teman kita, aku dan Nesya lebih dekat lagi karena masalah ini.
Suatu saat aku dan Nesya melihat Maya dijauhi oleh teman teman yang lain, aku dan Nesya pun mendengar cerita dari teman temannya bahwa Nesya menjelek jelekkan teman teman yg lain sehingga dia dijauhi teman teman juga, aku dan Nesya mencoba mendekatinya lagi, dan ternyata Maya tidak mau berteman sama kita lagi.
Suatu hari saat aku dan Nesya sedang asyik bergurau di teras depan rumahku, aku dan Nesya dikejutkan dengan kehadiran Maya kerumahku, ternyata Maya ingin meminta maaf pada ku dan Nesya karena selama ini dia telah menjelek jelek kan aku di depan teman teman lain. Aku dan Nesya pun merasa senang dan kaget melihat Maya seperti itu, akhirnya kita pun berteman baik lagi karena Maya sudah berjanji tidak akan mengulanginya.
Inilah arti seorang sahabat yang sebenarnya berani mengakui dan meminta maaf atas kesalahan dan saling memaafkan, karena seorang sahabat yang baik adalah sahabat yang bisa memaafkan dan bisa meminta maaf atas kesalahan , dan seorang sahabat tidak memandang harta untuk menjadikan seseorang untuk menjadi seorang sahabat, kita harus menerima apa adanya yang dimiliki seorang sahabat.

3 komentar: